Malam pertama di Biak dilewati dengan perasaan cemas, karena hotel yang sudah dibooking oleh panitia, ternyata sudah diisi oleh para peserta rakerda yang kebetulan juga sedang berlangsung di Biak. Akhirnya panitia dan rombongan memutuskan untuk mencari hotel lain yang masih memiliki kamar kosong. Puji syukur kepada Tuhan, karena keluarga saya bisa langsung mendapat 1 kamar di hotel Mapia yang merupakan hotel type kelas melati. Pada awalnya anak2 sempet juga sih protes ke mama, tetapi via phone sudah saya jelaskan ke mereka, yg penting malam ini mereka bisa istirahat terlebih dahulu, baru besok kita cari hotel yang lebih baik lagi, akhirnya anak2 bisa mengerti, apalagi setelah mendengar ada beberapa anggota rombongan lain yang mendapatkan hotel yang kondisinya lebih memprihatinkan, karena tidak ada fasilitas AC, listrik dan air tidak berfungsi dengan baik.
Setelah melewati malam pertama dengan rasa yang was-was, akhirnya beberapa rombongan besok paginya bisa juga bergabung di hotel Mapia, ada juga yang tinggal di Basana Inn. Hari ke 2 ini diawali dengan mengunjungi pasar ikan tradisional di Bosnik yang hanya buka pada hari kamis dan sabtu saja. Setelah puas berbelanja ikan segar, rombongan kembali ke hotel untuk siap2 mengunjungi jemaat Irene Yendidore yang merupakan kampung dari Pak Frederick Padwa yang merupakan penanggung jawab rombongan kali ini. Rombongan disambut oleh warga jemaat yang sudah berbaris di sepanjang jalan. Ini merupakan tradisi yang sangat jarang dilakukan, dimana setiap anggota rombongan mendapat souvenir berupa piring keramik yang merupakan ciri khas dari kota biak, dan keluarga saya sampai anak yang paling kecil pun mendapatkan piring istimewa ini. Khusus mama mendapat tambahan tempat kolekte yang terbuat dari batok kelapa yang dihias dengan kerang2 kecil.
Acara dilanjutkan dengan ibadah singkat dan santap kasih bersama di rumah kel. Padwa. Kebetulan lokasi tempat acara ini sangat dekat dengan pantai yang berpasir putih, sehingga anak2 tidak mau melewatkan kesempatan untuk berenang dan mencari binatang laut.
Setelah puas bermain di pantai, akhirnya rombongan kembali ke hotel untuk istirahat, karena malam hari ada undangan makan malam di rumah keluarga Ibu. Ida Rumbiak.
Pada hari Minggu pagi, rombongan mengikuti ibadah di Gereja Pniel Opiaref. Paduan suara PW mengisi satu buah lagu dengan bahasa Biak. Selesai ibadah dilanjutkan dengan acara penyambutan secara adat oleh pw jemaat tersebut yang mengambil lokasi di pantai. Jaraknya lumayan cukup jauh dari Gereja, sehingga sebagian rombongan harus naik kendaraan kecil hingga sampai di pantai. Ada yang unik juga di acara ini, dimana rombongan mendapatkan souvenir berupa topi dari anyaman daun kelapa. Pada kesempatan ini PW GKI juga menyerahkan bantuan diakonia berupa dana dan pakaian layak pakai yang disumbang oleh MZIS (Mountain Zaakam International School). Acara ini ditutup dengan santap kasih bersama.
Selesai mengikuti acara tersebut, rombongan kembali ke hotel dan selanjutnya merupakan acara bebas. Mama, anak2 dan beberapa anggota rombongan menyewa angkot untuk berbelanja oleh2 khas Biak, ada kue pia, keripik keladi dan roti ARU. Mereka juga pergi ke pasar Inpres, pasar ikan di pelabuhan. Tak lupa mereka juga mengunjungi Dept.Store terkenal di Biak yaitu Hadi. Mama dan anak2 sempat membeli sepatu, karena bulan Juni-Juli ini kami sekeluarga berencana tidak cuti ke Jakarta. Sekembali dari berbelanja maka acara selanjutnya adalah, packing barang2, yaitu : piring2, souvenir, oleh2 kue, ikan, dll. Yang pasti mereka sepanjang malam terakhir ini tidak tidur benar, karena besok subuh sekitar jam 3.00 pagi, mereka sudah harus ke bandara untuk bersiap kembali ke kota Timika.
Pada hari Senin pagi, akhirnya pesawat Airfast yang menjemput rombongan mendarat di bandara Frans Kaisepo sekitar jam 6.30 pagi. Setelah semua rombongan dan barang2 masuk, pesawat melanjutkan perjalanan ke Timika dan tiba sekitar jam 8.15 pagi. Sebelum turun dari pesawat tidak lupa rombongan mengucapkan syukur dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh Pdt. Lewi Sawor Sth. Kebetulan saya bisa menjemput mereka di airport dan Puji Tuhan, kami bisa kembali ke Tembagapura dengan kondisi baik dan sehat2 semua. OK .....sampai jumpa pada program Diakonia PW GKI Kalvari berikutnya, yang saya dengar tempat tujuan mereka yaitu : Manado